Minggu, 05 Juni 2016

Inspirasi dari "Ublik" dalam Pentas Pewayangan


Blencong yah. Bukan bencong loh. Jangan salah.

Istilah "blencong" biasa dikenal dalam pertunjukkan wayang kulit. Blencong merupakan sumber cahaya yang menerangi kelir (layar lebar). Nyala api dari blencong berasal dari minyak kelapa (lengo klentik) yang dicelupi sumbu.

Ujung sumbu berminyak yang menjulur inilah yang nantinya dipantik api, dan menyala menerangi kelir. Desain blencong bermacam-macam. Namun pada dasarnya, ada ujung yang “mengantar” sumbu supaya terjulur. Salah satu bentuk yang cocok dengan syarat ini adalah yang mirip dengan teko.

Blencong adalah sumber cahaya tunggal pada pentas wayang kulit. Sepanjang malam pertunjukkan wayang kulit digelar, selama itu pula cahaya blencong harus tetap berpendar.
Di sini penting peran penyimping. Ialah yang memastikan cahaya blencong menyala dalam skala terukur. Tidak boleh redup karena akan mengganggu penonton di bagian mburi. Juga tak boleh terlalu besar, karena api akan mobat-mabit. Apatah lagi sampai padam, wah ini tentu petaka besar.

Cahaya yang pas dari blencong, memastikan pertunjukkan wayang berjalan “hidup”. Wewayangan yang tertangkap dari kelir seolah-olah adegan sungguhan. Efek drama dan cahaya blencong mengirim sensasi tertentu. Meski demikian, fungsi blencong kini sudah banyak digantikan dengan lampu modern.

Blog ini ingin mengusung semangat blencong. Yakni menjadi penerang pentas kehidupan. Konsistensi blencong yang bersinar sepanjang malam mudah-mudahan menjadi spirit blog ini untuk tetap istiqomah.

Cahaya blencong yang terjaga, dimaknai sebagai tolok ukur normatif dari niat baik tidak berdiri di titik keraguan, namun juga tidak membabi buta, membakar apa saja.

Cahaya yang terjaga mewakili semangat keteguhan, natural, dan lahir dari niat baik. Di lain pihak, juga “menghidupkan” publik yang berada di belakang (mburi), yakni masyarakat luas yang sebagian besar menjadi obyek pemilik akses kekuasaan.

Postingan blog ini dilakukan pertama kali pada 5 Juni 2016, atau bertepatan dengan malam bulan suci, yakni 1 Ramadan 1437 Hijriyah. Mudah-mudahan ikut menjadi inspirasi kesucian niat penulis.

Bismillahir Rohmanir Rohiim ..

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus